[News] Lenovo, Hero Dari China Taklukkan Raksasa Dunia


Lenovo adalah perusahaan multinasional asal China. Kebanyakan orang tahu bahwa manufaktur berpusat di Beijing tersebut adalah produsen personal computer terkemuka.

Hal tersebut memang benar adanya, namun lebih dari itu Lenovo juga melakukan ekspansi ke sejumlah pasar lainnya, seperti smartphone dan televisi. Namun memang tak banyak orang tahu sepak terjangnya.

Di bisnis smartphone, nama Lenovo ramai menjadi perbincangan setelah secara mengejutkan akan mengambil alih sebagian besar kepemilikan Motorola Mobility di Google.

Akan tetapi itu bukan satu-satunya akuisisi penting yang dilakukan oleh Lenovo. Karena kenyataanya ada ragam pencaplokan lainnya tak kalah penting. Apa sajakah itu?

  1. Membeli Kembali Bisnis Smartphone

    Bila Anda menyangka Lenovo baru nyemplung ke bisnis smartphone, maka dipastikan Anda salah. Pasalnya, vendor ini mempunyai unit bisnis smartphone dan tablet yang dijual pada tahun 2008 sebesar USD 100 juta.

    Namun setahun kemudian, Lenovo membeli kembali unit bisnisnya tersebut pada November tahun 2009 dengan nilai mencapai USD 100 juta.

    Setelah menginvestasikan sejumlah uang untuk pengembangan, Lenovo secara cepat meraih popularitas di pasar smartphone di China pada tahun 2012.

    Dari hasil pengembangan itu pula Lenovo sempat membuat app store sendiri bernama LeGarden.

    Beranjak setahun kemudian, dari segmen ponsel menengah ke bawah Lenovo mencoba meraih popularitas di pasar menengah ke atas. Hasilnya cukup memuaskan, dengan salah satu flagship-nya adalah K900, yang merupakan smartphone berbasis Intel pertama.
  2. Mengakuisi Unit Bisnis PC IBM

    Boleh dibilang, ini yang membuat Lenovo akhirnya dilirik banyak orang. Ya, Lenovo mengakuisisi bisnis PC IBM pada tahun 2005.  Dengan begitu, branding dan teknologi komputer perusahaan 'paus biru' itu resmi jadi milik Lenovo.

    Di tahun itu, Lenovo mencaplok IBM dengan nilai USD 1.25 miliar, dimana USD 500 juta diberikan secara tunai kepada perusahaan Amerika Serikat tersebut. Di tahun yang sama, Lenovo langsung menjadi produsen PC nomor tiga terbesar di dunia.

    “Kami mendapatkan tiga keuntungan dari akuisisi IBM ini. Kami mempunyai merek ThikPad, teknologi yang lebih maju dan sumber daya internasional, seperti penjualan dan tim operasi global,” kata Liu Chuanzh, pejabat IBM saat itu.
  3. Join Venture dengan Produsen Supercomputer

     Pada tanggal 27 Januari 2011, Lenovo membentuk usaha patungan dengan perusahaan asal Jepang, NEC. Manufaktur yang biasa memproduksi supercomputer ini akan memperluas penjualan laptop Lenovo di Negeri Sakura.

    Perusahan ini nantinya akan bernama Lenovo NEC Holdings. NEC saat itu menerima USD 175 juta dari Lenovo dalam penerbitan saham. Lenovo memiliki 51% kepemilikan di perusahaan ini.

    Usaha patungan ini dimaksudkan untuk meningkatkan penjualan Lenovo di seluruh dunia dengan memperluas kehadirannya di Jepang, pasar utama untuk komputer jinjing.

    Pada 2010, NEC menguasai sekitar 20% dari pasar Jepang untuk komputer pribadi sementara Lenovo memiliki pangsa 5%. Lenovo dan NEC juga telah sepakat untuk bekerja sama mengeksplorasi di segmen lain seperti server dan komputer tablet.
  4. Akuisisi Server IBM

     Kedekatan antara Lenovo dengan IBM semakin lengket, setelah unit bisnis server low end IBM secara resmi diakuisisi dengan nilai SD 2,3 miliar atau sekitar Rp 28 triliun.

    Akuisisi ini memungkinkan IBM fokus pada layanan dan software yang lebih menguntungkan. Sedangkan Lenovo berharap akuisisi meningkatkan pangsa pasar server Lenovo menjadi 14% dari yang sebelumnya 2%.

    Penjualan divisi server low end membuktikan IBM benar benar beralih dari bisnis hardware ke software. Bulan ini, IBM menyatakan akan menghabiskan USD 1,2 miliar untuk membangun 12 data centre di beberapa negara.

    Unit bisnis yang dibeli Lenovo memproduksi server x86 dan berkompetisi dengan HP serta Dell, namun kalah penjualan dibanding keduanya.

  5. Membeli Motorola dari Google

    Ini yang paling mengejutkan di awal tahun 2014 ini. Lenovo akan segera mengambil alih kepemilikan Motorola Mobility dari Google dengan nilai sebesar USD 2.91 miliar atau setara Rp 35,4 triliun. Sebelumnya, Motorola dicaplok Google dengan banderol USD 12,5 miliar.

    Lenovo berani membeli Motorola dengan harga miliaran rupiah dari Google tentu dengan maksud tertentu. Bos produsen ponsel dan komputer asal China itu pun membeberkan rencananya.

    "Itu (Motorola-red) adalah harta karun kami," buka Yang Yuanqing, CEO Lenovo.

    Yang juga menjelaskan bahwa Lenovo tidak akan mematikan bisnis Motorola, melainkan memilih untuk membesarkan kedua merek secara bersamaan.

    "Kami tidak hanya akan melindungi brand Motorola, tapi akan membuatnya lebih besar lagi," tambah Yang.

    Nantinya di China dan negara berkembang seperti India dan Rusia, Lenovo tetap akan memasarkan ponsel dengan merek mereka. Sementara brand Motorola akan digeber di negara barat seperti Amerika dan Amerika Latin, di mana merek Motorola sudah familiar.

2 comments

Saya baru tahu kalau Lenovo dari China, dulu saya pikir dari Eropa atau Amerika. Mudah-mudahan bener kalau mau mengembangkan dua brand, Motorola dan Lenovo, apa gak sebaiknya dua brand tersebut digabung seperti Sony Ericson ..?

iya mas.....
mngkin CEO Lenovo sudah ada cara yg di yakini ampuh

Gunakan Fasilitas Comment dengan Bijak, no spam no junk no caci maki.
Terima kasih atas Kontribusi anda :)
EmoticonEmoticon